Latar belakang

Bunda Maria Fatima menyebut zaman modern kita: Hari-hari "perjuangan akhir". Sambil menawarkan Hatinya yang Tak Bernoda sebagai "tempat bernaung", dia memberikan kepada dunia cara untuk mengatasi godaan terburuk dari semuanya, yaitu – kehilangan iman. Tanpa Hatinya yang Tak Bernoda, dunia menjadi tak berdaya dalam menghadapi "tindakan luar biasa dari setan". Melalui berbagai penampakan (La Salette) dan tulisan-tulisan relijius, Bunda Maria memaklumkan penyembuhan krisis:

"Aku akan memanggil sepasukan prajurit (dari Yesus dan Maria), yang akan menaklukkan segala rintangan". Itulah proyek dari St. Maximilian – untuk membangun prajurit ini. Namanya Militia Immaculata – disebut MI (kemudian bernama – Ksatria Immaculata).

Visi dan pengajaran St. Maximilian

Tergerak oleh kekhawatiran bagi kehidupan jiwa-jiwa, Santo Maximilian mengambil perjuangan ini untuk melawan kekuatan yang tumbuh dari musuh gereja. Dia tahu, bahwa salah satu makhluk telah ditakdirkan untuk menghancurkan setan. Hanya satu wanita telah memperoleh kekuatan untuk menghancurkan semua ajaran sesat. Hanya Santa Perawan Maria yang mampu memimpin kita kepada kemenangan yang pasti. Klausul MI menyatakan dengan jelas: "Dia akan menghancurkan kepalanya". Perang sangat nyata telah dikumandangkan terhadap pasukan neraka. Oleh karenanya, jika Immaculata yang memberi komando, “Ia akan mengendalikan sejumlah hamba, prajurit atau bahkan budak bagi-Nya". Itulah sebabnya mengapa Dia harus mempengaruhi semua tindakan kita.

St. Maximilian berpikir untuk mengumpulkan sekelompok orang yang disebut ksatria. Dalam istilah militer ksatria jadi seseorang yang mirip dengan pengawal, seseorang yang berdiri disamping tuannya. Gagasan seorang ksatria dari Santa Perawan Maria, sangat jitu, karena menarik jutaan orang di bawah Immaculata.

Gagasan mengenai MI dan betapa aktualnya untuk saat ini

Pendiri Ksatria Immaculata tak meragukan doktrin dan agama palsu adalah racun yang mematikan bagi jiwa, karena mereka menggelapkan pikiran, merusak pemahaman logis atas realitas dan memotong jiwa dari rahmat pengudusan. Para Ksatria yang menjadi alat di tangan-Nya, dikatakan "berasal" dari Immaculata. Lebih lanjut, lewat sarana yang wajar, mereka akan berjuang untuk pertobatan para pendosa, bidah dan skismatik. Seperti halnya hampir seratus tahun yang lalu, saat inipun sangat penting bagi umat Katolik untuk berpegang pada semangat yang kokoh. Kalau tidak, ia akan hilang dalam kesengsaraan. Musuh kita telah menjadi sangat berbahaya lewat pengaruhnya pada dunia yang terjadi dengan cara yang tak masuk akal dan tidak terlihat. Ada banyak faktor negatif yang bersinggungan dengan kita, dan terutama anak-anak kita. Untuk menyebutkan secara khusus: upaya tanpa henti memanipulasi melalui media, dipujinya berbagai jenis perilaku agresif, arus iklan yang melahap alam bawah sadar kita dan tidak kurang pentingnya meluasnya marxis, ideologi kiri disekitar universitas dan lingkungan terpelajar – ini adalah beberapa elemen yang merusak jiwa kita. Jiwa itu sendiri, jika lemah, menjadi rentan terhadap segala jenis kejahatan dan berubah menjadi "alat". Jiwa akan menderita saat terjatuh ke penyalahgunaan alkohol, hubungan beracun dengan orang sekitar, menjadi canggung terhadap kehidupan normal dengan segala permasalahannya.

Immaculata sebagai sosok

Seluruh spiritualitas kita, doa dan pengorbanan kita, pikiran kita, kewajiban kita, setiap detail dari kehidupan kita dapat mencapai keunggulan, hanya jika dimasukkan kedalam suatu pola dan Marialah polanya. Artinya, orang harus sadar bertindak dalam Dia, melalui Dia dan untuk Dia. Hatinya yang Tak Bernoda harus dijadikan sosok yang membentuk hati seseorang. Immaculata memberdayakan akal kita, menjadi Ratu kita, dia membawa kita ke tujuan akhir, yakni kemenangan abadi. Dia sendiri, muncul dalam hidup kita dan memulai perobahan, menarik doa-doa kita dan kehendak bebas kita. Hanya ketika hal ini terjadi, seseorang baru dapat menjadi seorang ksatria Immaculata. Dia memperkuat jiwa kita, membentuknya dengan cara yang menyenangkan Tuhan. Dia mengangkat masing-masing anaknya dengan aman dan cepat untuk menyerupai Sang Inkarnasi Bijak – Tuhan kita Yesus Kristus. Gerakan Ksatria Immaculata berfungsi luhur untuk mengikuti Santa Perawan Maria dalam kehidupan sehari-hari.

MI dan Tradisi Katolik

Menjelang Konsili Vatikan II jumlah anggota Ksatria Immaculata 4 juta baik di Polandia dan seluruh dunia. Modifikasi yang terjadi setelah Konsili, merubah total perkumpulan MI. Tujuan utama dari MI – pertobatan para pendosa, bidah dan terutama Freemason, telah dikesampingkan. Semangat berjuang, yang selalu hadir dalam Gereja pejuang juga telah menghilang. Peran Immaculata telah berkurang. Oleh karena itu pada tahun 2000 Superior Serikat St. Pius X, Karl Stehlin, mengizinkan untuk menghadirkan kembali perkumpulan MI, dalam bentuk aslinya yang ada pada masa St. Maximilian. Perkumpulan Ksatria Immaculata memiliki tujuan untuk menjaga warisan otentik Aturan MI Tradisional yang setia terhadap Iman Katolik yang tak dapat berobah.