Pesta Santo Pius X, Paus

Paus suci ini yang dikanonisasi pada abad kedua puluh tetap dicintai oleh semua orang dan dikenang sebagai Paus yang memungkinkan Komuni sesering mungkin. Memang tepat gelar nan indah ini, namun kami ingin menekankan di sini apa yang kurang diketahui tentang karya pontifikalnya ─ perjuangannya untuk melestarikan iman melawan orang-orang yang menggerusnya dari dalam.

Joseph Sarto, lahir pada tahun 1836 dari keluarga yang miskin secara duniawi namun sangat kaya akan keutamaan, ia adalah anak pertama dari delapan bersaudara, termasuk enam saudara perempuan. Dia segera mendapati dirinya menjadi yatim setelah kematian ayahnya yang sangat Kristiani; Joseph telah menyatakan keinginannya untuk menjadi imam, dan orang tuanya telah menyetujuinya. Ketika ibunya yang janda mendorong ambisi unik anaknya seperti yang diinginkan dirinya untuk menjadi imam, pastor paroki mereka mendapatkan bantuan keuangan baginya.

Dia menjadi asisten pastor pada tahun 1858, dan pada tahun 1867 diangkat menjadi yang bertanggung jawab atas gereja paroki besar di Salzano. Ketiga saudari wanitanya yang belum menikah mengikutinya, yang akan mereka lakukan bahkan sampai ke Vatikan. Dia segera diapresiasi oleh umat parokinya, dan bertindak heroik saat epidemi kolera pecah. Seorang pejabat gerejawi yang menyaksikan aktivitasnya menulis bahwa dia ada dimana-mana. Dia menguburkan orang mati dan menerimakan Sakramen Pengakuan dari orang sakit; Dia memperhatikan kebutuhan umat akan rumah, dia memberikan perbaikan jika perlu, sepanjang malam dan siang hari. Dia tidak mengizinkan para imamnya untuk berhadapan dengan bahaya yang terkait dengan tugas yang merupakan tugas utama pastor paroki tersebut. Dia mengilhami keberanian dalam segala hal. Saudari perempuannya berusaha dengan sia-sia untuk meredam semangatnya, namun sang Pastor tidak ketularan dengan wabah penyakit itu, dan terus berlanjut untuk tidur selama empat jam sepanjang masa kehidupan pastoralnya. Pada tahun 1875 ia dinobatkan sebagai Kanon dari katedral Trevise, di mana ia memenuhi tugas administrasi dan pastoral dari penugasan tersebut dengan sukses yang memperbaiki semua yang berkepentingan.

Di Trevise Pastor Sarto mengetahui atas nominasinya pada tahun 1884 sebagai uskup Mantua. Dia meminta untuk tidak diterima di Mantua dengan sebuah resepsi yang megah, namun cukup imam keuskupan datang ke katedral untuk berdoa bersamanya dan menerima Komuni. Sebagai uskup ia mengajarkan katekismus kepada anak-anak dan terus mengunjungi orang sakit seperti halnya pastor paroki; dan tampak bagi mereka bahwa kehadirannya di antara mereka yang menyembuhkan mereka. Dia mewujudkan welas asih yang luar biasa untuk para pekerja. Dia membela seorang pria yang telah memperdayakannya dan yang kemudian kemudian bangkrut secara finansial, dan ia mengirim uang secara anonim kepada istrinya.

Pada tahun 1891 ia menjadi Patriark Venesia, dan setelah kedatangannya, belum pernah ada seseorang yang lebih dihargai disana daripada Monsignor Sarto. Dua belas tahun di sana meneguhkan rasa sayang dan penghormatan mendalam dari penduduk kepadanya, sampai pada tahun 1903, promosi terakhirnya terjadi pada saat kematian Leo XIII. Dia dipilih untuk menggantikannya di Vatikan pada tahun itu, sebagai Vikaris Kristus.

Dia melihat dengan ketajaman yang sempurna bahwa Gereja semakin terjerumus ke dalam kesalahan modernisme yang menghancurkan, berada di persimpangan dari setiap ajaran sesat. Ajaran-ajaran para pendahulunya telah memasuki telinga-telinga yang tuli; di mana-mana pembela warisan Katolik dalam segala hal menjadi jarang. Meskipun demikian tetap ada sekelompok dari mereka yang mengikuti Pimpinan mereka, dan berusaha bersamanya untuk menahan gelombang air pasang. Santo Pius X benar-benar mendukung semua hal yang telah diproklamirkan dalam ensiklik besar Paus Leo XIII dan Pius IX atau bergabung dengan otoritas Gereja. Dia menyebabkan pengunduran diri sejumlah besar pejabat gerejawi yang menolak otoritas tersebut dan yang dalam bahasa ambigu terus mengumumkan kesalahan halus yang disebarkan oleh bermacam aliran, doktrin palsu dunia modern yang terpisah dari Kristus.

Dia akan selalu dikenal sebagai Paus Ekaristi. Karena dia bertekad agar umat beriman harus meniru teladan orang-orang Kristen awal. Karena itu, dia mendesak penerimaan Komuni Kudus sesering mungkin dan bahkan setiap hari bagi semua orang yang dalam keadaan dipenuhi rahmat pengudusan dan niat yang benar. Dia berkeras agar anak-anak diizinkan menghadiri Perjamuan Rohani yang disiapkan oleh Yesus pada usia sedini mungkin, dan menyatakan bahwa mereka pasti akan memenuhi pedoman Komuni Paskah sesegera setelah mereka mencapai usia yang diperkenankan.

Santo Pius bekerja sampai hari-hari terakhir hidupnya. Kehendak dan Wasiatnya berisi kata-kata: Saya terlahir miskin, saya telah hidup miskin, dan saya ingin mati dalam kemiskinan. Dia meninggal pada tahun 1914 pada usia 78 tahun, pada permulaan Perang Dunia Pertama, yang telah diramalkannya. Dia dikanonisasi oleh Paus Pius XII empat puluh tahun kemudian, pada tanggal 29 Mei 1954, dan diakui secara universal sebagai Santo dalam hal amal, kesalehan dan semangatnya.


No photo  news472a.jpg

No photo  news472b.jpg